Disusun Oleh:
Ernawati (2014-36-041)
Mita Handayanti (2014-36-038)
Dewi Sartika (2014-36-029)
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kemacetan di Jakarta telah
menjadi permasalahan yang sudah tidak asing lagi. Ironisnya masalah kemacetan
tersebut hingga kini masih belum terpecahkan. Menurut penelitian terdahulu tentang kemacetan, menjelaskan
bahwa kemacetan lalu lintas telah menjadi masalah yang kronis di wilayah DKI
Jakarta. Nyaris setiap hari masyarakat yang menggunakan transportasi darat
(kecuali kereta api) di Jakarta dipusingkan oleh kemacetan yang seperti tiada
habisnya. Berbagai usaha pemerintah daerah DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan
pun telah dilakukan, tetapi tetap saja belum membuahkan hasil. Bahkan kini
kemacetan di Jakarta justru bertambah parah. Jika sebelumnya kemacetan hanya
terjadi di saat pagi hari (jam berangkat kantor) dan sore hari (jam pulang
kantor), kini kemacetan nyaris terjadi sepanjang hari di banyak titik di
jalan-jalan di Jakarta.
Ini adalah salah satu kajian yang sangat
menarik untuk dikritisi karena mahasiswa sudah seharusnya dituntut untuk kritis
dalam menghadapi masalah. Sikap mahasiswa yang kritis diharapkan dapat membantu
menemukan solusi dari permasalahan kemacetan di Jakarta tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah kami dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa
itu permasalahan kemacetan di Jakarta?
2. Mengapa
kemacetan di Jakarta bisa terjadi?
3. Apa
saja dampak kemacetan di Jakarta?
4. Bagaimana
cara mengatasi kemacetan di Jakarta?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk
mengetahui permasalahan kemacetan di Jakarta
2. Untuk
mengetahui penyebab kemacetan di Jakarta.
3. Untuk
mengetahui dampak kemacetan di Jakarta.
4. Untuk
mengetahui cara mengatasi kemacetan di Jakarta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemacetan Jakarta
Kemacetan adalah kondisi dimana terjadi penumpukan
kendaraan di jalan. Penumpukan tersebut disebabkan karena banyaknya kendaraan yang
tidak mampu diimbangi oleh sarana dan prasana lalu lintas yang memadai.
Akibatnya, arus kendaraan menjadi tersendat dan kecepatan berkendara pun
menurun. Rata-rata kecepatan berkendara di Jakarta saat ini berada di kisaran
15 km/jam, yang menurut standar internasional angka ini tergolong sebagai
macet. Angka ini di bawah angka kecepatan berkendara
di kota di dunia, seperti misalnya Tokyo. Data ini menunjukkan bahwa kondisi
kemacetan di Jakarta cukup parah. Kemacetan ini disebabkan karena melonjaknya jumlah
kendaraan bermotor yang ada di Jakarta.
B. Penyebab Kemacetan Jakarta
Kemacetan di Jakarta dapat terjadi karena
beberapa alasan berikut:
1.
Arus kendaraan yang melewati jalan telah melampaui kapasitas
jalan.
2.
Terjadi kecelakaan, terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat
yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan
belum disingkirkan dari jalur lalu lintas.
3.
Bila musim hujan dan terjadi banjir, memperlambat kendaraan melintas.
4.
Ada perbaikan jalan.
5.
Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, seperti:
berjalan lambat di lajur kanan dan sebagainya.
6.
Adanya parkir liar dari sebuah kegiatan.
7.
Sementara
itu, ada kendaraan yang mogok di tepi atau tengah jalan.
8.
Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak
mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas
9. Tingginya
tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta yang tidak diimbangi oleh
peningkatan sarana dan prasarana lalu lintas yang memadai.
10. Tidak adanya pelebaran jalan.
11. Bagian tata kota khususnya lalu
lintas tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Banyak kasus kendaraan melakukan
u-turn sampai 2 atau 3 jalur
sedangkan lebar jalan hanya empat jalur.
12. Perilaku sopir kendaraan umum
menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat
13. Masih banyak orang yang memilih naik
mobil sendiri, dan pada akhirnya mempersempit jalan sehingga menyebabakan
terjadinya kemacetan yang panjang.
14. Rendahnya disiplin masyarakat
Jakarta, baik pemilik mobil, motor, sopir kendaraan umum, penumpang kendaraan
umum, pengguna jalan, maupun pedagang kaki lima.
15. Kota Jakarta sebagai tujuan migrasi,
sehingga membuat padat kota.
Pertumbuhan
jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta diperkirakan berada di kisaran 5-10%
per tahun dengan motor sebagai porsi terbesar penyumbangnya. Berbanding kontras
dengan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor, pertumbuhan panjang jalan bahkan
kurang dari 1% per tahunnya. Akibatnya, kendaraan bermotor semakin menumpuk di
jalanan Jakarta dan kemacetan pun tidak terhindari.
C. Dampak Kemacetan Jakarta
1. Dampak Terhadap
Perekonomian
Kemacetan pada akhirnya menimbulkan banyak sekali kerugian
terhadap masyarakat dan negara. Kerugian yang paling nyata adalah pemborosan
bahan bakar. Pakar Transportasi, Danang Parikesit, menyatakan, menurut survei,
masyarakat Jakarta akan menghabiskan 6-8% PDB untuk biaya transportasi. Padahal
idealnya menurut standar internasional adalah 4% dari PDB. Pemborosan ini
membuat uang seharusnya digunakan/dialokasikan masyarakat untuk penggunaan lain
harus dikeluarkan untuk biaya transportasi. Kondisi ini jelas merugikan
masyarakat.
Dewan transportasi Kota Jakarta menyebutkan
kerugian akibat kemacetan di tahun 2012 mencapai Rp. 28 triliun. Angka itu
berasal dari bahan bakar yang terbuang. Selanjutnya dikatakan bahwa kemacetan
di Jakarta sudah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan. Dampak ekonomi
yang cukup tinggi merupakan indikator mutlak bahwa perlu diupayakan secepatnya
cara mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
2. Dampak Terhadap Kesehatan
Setiap partikel karbondioksida yang dikeluarkan oleh kendaraan
menjadi bagian yang membahayakan bagi para pengguna jalan dan penduduk di
sekitar daerah kemacetan. Penyakit pernapasan, jantung dan kanker adalah
sebagian efek samping dari polusi udara karena karbondioksida tersebut.
3. Dampak Terhadap
Psikologis
Macet di Jakarta dapat menyebabkan stress misalnya saja di
kalangan karyawan. Dampak psikologis pada karyawan dapat menurunkan
produktivitas kerja mereka. Selain itu bagi mahasiswa pun bisa menyebabkan
tidak konsentrasi dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar karena stres
tersebut. Tak jarang mahasiswa juga bisa terlambat datang ke kampus karena
alasan macet.
D. Cara Mengatasi Kemacetan Jakarta
1. Berlakukan Undang-Undang Tenaga Kerja Untuk Pekerja Transportasi
Saat ini sopir
metromini dan mikrolet tidak diikat dalam perjanjian kerja yang jelas, yang
sesuai dengan peraturan perburuhan. Mereka tidak digaji tetapi dikenai target
setoran (dan mendapatkan kelebihannya). Mereka pun terdorong untuk berperilaku
seperti yang kita lihat seekarang; berhenti sembarangan untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang, ngetem, main
serobot, dan sebagainya. Akibatnya, mereka menambah keruwetan lalu lintas yang
sudah padat. Kalau mereka digaji seperti tenaga kerja lain dorongan untuk
bersaing merebut penumpang akan berkurang dan bisa diharapkan mereka akan
mengendarai mobil dengan lebih tertib.
2. Normalisasi Jalan Khusus Pejalan Kaki
Supaya
orang tidak sedikit-sedikit membawa mobill, trotoar harus tersedia di semua
jalanan padat di Jakarta. Dengan demikian, untuk keperluan singkat seperti
makan siang, orang tak perlu berkendara. Jalur pejalan kaki yang baik juga akan
merangsang orang untuk naik kendaraan umum.
3. Secara Bertahap Perbaiki Kualitas
Kendaraan Umum
Kendaraan umum di
Jakarta, terutama metromini dan yang sejenisnya, banyak yang sudah tak layak
jalan. Sering mogok dan tak nyaman dinaiki. Jika mogok bisa menutupi jalan.
Tidak perlu diganti seluruhnya secara langsung. Bertahap saja daripada tidak
sama sekali.
4. Menumbuhkan Kesadaran Masyarakat Pentingnya
Menggunakan Kendaraan Umum
Hal utama
yang harus dilakukan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah kesadaran diri
dari masyarakatnya. Sudah menjadi tugas pihak kepolisian untuk menumbuhkan
kesadaran di masyarakat. Yang perlu dilakukan oleh pihak kepolisian supaya
masyarakat bisa segera sadar adalah dengan melakukan penyuluhan ke tiap-tiap
Kelurahan/Kecamatan di Jakarta. Hal ini perlu dilakukan supaya menumbuhkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menggunakan kendaraan umum.
5. Mempertegas Aturan Batas Usia Menggunakan
Kendaraan Pribadi
Yang menjadi masalah selanjutnya adalah
orang tua yang memberikan kendaraan pada anaknya yang belum mencukupi umur. Ada
begitu banyak anak-anak SMP dan SMA yang usianya belum memenuhi syarat tapi
sudah mulai membawa kendaraan sendiri. Biasanya alasannya supaya anak tidak
terlambat dan orang tua tidak repot lagi mengantar anak-anak ke sekolah.
Bila hal ini terus terjadi, maka jalanan
di Ibukota akan semakin macet. Polisi perlu memperketat aturan ini dan
menumbuhkan kesadaran pada setiap orang tua supaya tidak memperbolehkan sang
anak membawa kendaraan bila belum memiliki SIM. Anak-anak seusia SMP pada
umumnya sedang mengalami masa pertumbuhan. Mereka tidak dapat mengontrol
emosinya sendiri. Dan pada seusia itu biasanya sedang labil-labilnya.
Upaya Pemerintah dan Masyarakat dalam Menghadapi Kemacetan
1. Upaya Pemerintah
·
Membuat Jalan
Layang
Pembuatan jalan layang seperti yang telah
dibangun pada jalur Ancol-Cawang terbukti dapat mengatasi kemacetan, dimana
pada jalan 2 diperuntukan sebagai jalan tol khusus kendaraan roda empat atau
lebih sedangkan pada jalan lantai 1 digunakan untuk jalan umum .
·
Membuat Jalur
Busway
Mengurangi kendaraan yang ada memang dapat
mengurangi kemacetan yang salah satunya dengan cara menganjurkan masyarakat
untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi dan beralih ke sarana transportasi
umum.
·
Layanan Mass Rapid Transit
(MRT)
Pengerjaan
fisik MRT telah dilakukan sejak 2013 oleh pemerintah. Pembuatan MRT ini tak
lain dilakukan untuk mengatasi kemacetan Jakarta.
2. Upaya Masyarakat
Masyarakat
sebagai pengguna jalan juga sudah seharusnya membantu pemerintah dalam menangani
kemacetan lalu lintas seperti beralih ke angkutan umum yang tersedia dan lebih
tertib berlalu lintas agar sesama pengguna
jalan dapat
memberikan kenyamanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemacetan
adalah kondisi dimana
terjadi penumpukan kendaraan di jalan. Penumpukan tersebut disebabkan karena
banyaknya kendaraan yang tidak mampu diimbangi oleh sarana dan
prasana lalu lintas yang memadai. Dampak kemacetan dapat berimbas terhadap
berbagai aspek seperti aspek ekonomi, kesehatan, dan psikologis. Cara
menanggulangi dan meminimalisir kemacetan di Jakarta diantaranya adalah dengan
pembangunan sarana dan prasarana, menegakkan peraturan bagi para pengguna
jalan, menumbuhkan kesadaran masyarakat agar menggunakan kendaraan umum, dan
lain sebagainya.
B. Saran
Masyarakat seharusnya menaati peraturan
lalu lintas dan memanfaatkan transportasi umum sehingga penggunaan kendaraan
pribadi dapat diminimalisir. Pemerintah alangkah bijaknya jika membangun sarana
dan prasarana yang memadai bagi pengguna jalan sehingga dapat memberikan
kenyamanan dan meminimalisir kemacetan. Selain itu, penegakkan peraturan bagi
para pengguna jalan juga harus ditekankan lagi guna mendisiplinkan para
pengguna jalan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
http://m.news.viva.co.id/news/read/175105-17-langkah-atasi-macet-jakarta
Diakses Hari Senin, 07 Desember 2015
http://www.ghariza-erindrian.blogspot.com Diakses Hari Senin, 07 Desember 2015
Very nice post.really I apperciate your blog.Thanks for sharing.keep sharing more blogs.
ReplyDeleteหนังออนไลน์